Daily Archives: October 12, 2012

KYUHYUN Twitter Updates

SM TOWN INA PIC!

Cr: Tagged

 

SINOPSIS K-DRAMA ‘ KING 2 HEART ‘ EPS 4

— King 2 Hearts Episode 4 —

Jae Ha tidak tahan untuk menyebarkan kalau Kang Seok suka SNSD dan menyeret Shi Kyung ke kamar untuk mendemonstrasikan betapa serius masalah itu. Jae Ha menyalakan TV dan terlihat MV SNSD.Kang Seok juga menyembunyikan jadwal tayang SNSD dibawah keyboardnya.
Jae Ha tertawa terbahak-bahak dan menunggu respon Shi Kyung. Tapi dengan muka serius, Shi Kyung berkata, “Kita seharusnya tidak membicarakan hal ini. Aku yakin, saat ini, Kang Seok pasti bingung.” Jae Ha kecewa dan berkeras kalau ini lucu dan Shi Kyung menghancurkannya, tapi Shi Kyung tetap mengabaikannya.
Ia sangat kesal karena Shi Kyung tidak tertawa mendengar lelucon itu. Dong Ha datang dan memberitahunya kalau hari ini adalah ulang tahun Kang Seok dan mereka sedang mengumpulkan hadiah.
Jae Ha mencemooh tapi kemudian menghentikan langkahnya, “Apa yang akan diberikan Shi Kyung padanya?”
Kang Seok dan Young Bae kembali ke kamarnya dan melihat hadiah-hadiah ulangtahun dari pihak Korsel. Ia terkesan dengan hadiah jam dari Dong Ha dan membuang botol vitamin dari Jae Ha, “Ini mungkin obat ilegal.”
Ia kemudian membuka kotak yang terbesar dari Shi Kyung. Didalamnya ada laptop berwarna pink dan kedua pria itu bertanya-tanya. Young Bae menyalakannya dan menemukan surat untuk Kang Seok di desktopnya. Kang Seok membukanya.

Sebuah video SNSD dimainkan dengan sebuah catatan, “Seorang teman tahu hati temannya tanpa harus mengatakannya kan? Aku tahu ini hadiah yang benar-benar kau inginkan. Aku melihatmu menontonnya setiap malam. Tidak perlu malu. Mengagumi kebudayaan Negara yang lebih maju adalah anugrah.”
Shi Kyung menambahkan kalau semua orang pasti mengidolakan kebudayaan negara yang lebih maju. Ia mengakhiri dengan uacapan selamat ulangtahun, merayakan kelahirannya kembali dalam memimipin  mereka untuk menjadi lebih maju, “Selamat untuk membuka matamu pada dunia yang baru. Dari Shi Kyung.”
Kang Seok marah dan menutup laptop itu. Young Bae langsung melarikan diri dan bertemu Shi Kyung di lorong. Suasana sangat tegang. Young Bae memunggunginya dengan bendera Korut ada didepannya serta berkata kalau seharusnya orang-orang tidak berbuat seperti itu.
Shi Kyung bingung dan pergi ke kamar Kang Seok untuk mengucapkan selamat ulangtahuan, tapi Kang Seok mengusirnya. Sayangnya, ia dipanggil sebelum sempat menjelaskan kesalahpahaman mereka. Kang Seok membanting laptop itu.
Jae Ha menunggu terjadinya kekacauan, tapi ternyata tidak terjadi apapun. Dong Ha memberitahunya kalau Kang Seok membanting laptop itu. Mungkin karena ini masa damai, maka ia diam saja. Jae Ha berkata kalau seharusnya mereka berkelahi. Ia bingung dan mencoba keberuntungannya. Ia memanggil Kang Seok untuk datang kemejanya didalam kelas, “Aku mendengar hal yang aneh dari Shi Kyung…..kalau kau menyukai SNSD?”
Ia mulai berpura-pura bersimpati padanya, tapi Kang Seok tidak bisa menahan diri lagi dan menarik kerah Jae Ha dan menekannya ke dinding. Semua orang membeku.
Jae Ha tergagap kalau ia salah orang tapi Kang Seok berkata kalau tidak ada yang tahu selain Hang Ah dan Jae Ha dan Jae Ha lah yang paling mungkin melakukan hal seperti itu.
Karena kemarahannya, Kang Seok tidak dapat berpikir lagi dan terus menekan Jae Ha ke dinding.Ia berteriak dengan penuh kemarahan kalau orang seperti dirinya tidak akan tahu kebanggaan atas negaranya yang selalu dijunjung selama ia berkarir di militer. Tanpa berpikir ia berkata, “Aku akan membunuhmu.”
Ia mulai mengangkat Jae Ha dengan satu tangan pada lehernya.
Itu hanya memicu masalah yang lebih besar karena pihak keamanan melihatnya dari CCTV dan segera mengirim bantuan. Tepat setelah Hang Ah masuk ke ruangan tersebut, Jendral Korsel langsung mengarahkan pistolnya.
Ia mengarahkannya ke kepala Kang Seok. (bengawanseoul.com)Prajurit yang bergabung dengannya yang mengarahkan senjata mereka pada Hang Ah. Kemudian prajurit  serta Jendral Korut datang dan mengarahkan senjata mereka ke Jendral dan prajurit  Korsel.
Insiden ini terjadi hanya karena SNSD. Tiba-tiba, seekor burung masuk melalui jendela dan bertengger di kursi. Semua senjata siap ditembakkan.
Semua orang waspada dan tidak tahu harus berbuat apa. Gerakan terlemahpun bisa memicu pertumpahan darah. Shi Kyung melihat semua ini dari ruang keamanan. Ia merencanakan sesuatu, karena prioritasnya adalah menjaga keselamatan Jae Ha. Ia akan menelpon Jae Ha untuk menyuruhnya menyelinap mencari tempat perlindungan ketika ia menyalakan alarm kebakaran.
Hanya saja, ketika Shi Kyung menelponnya, ternyata ringtone Jae Ha adalah lagu SNSD. Jae Ha tergagap, “Aku juga fans mereka….”Kang Seok menganggkatnya dan Jae Ha segera menambahkan, “Tapi bukan Tiffany!”
Dengan hati-hati ia menjawab telponnya karena ia masih ditekan ke dinding. Shi Kyung memaparkan rencananya. Jae Ha berpikir cepat dan berteriak pada ponselnya….
Jae Ha: “Apa kau gila? Kenapa aku harus minta maaf? Apa ini? Jika aku bertanya apa ia suka seorang penyanyi dan aku dicekik. Utara dan Selatan mengokangkan senjatanya hanya karena SNSD. Apa yang harus kukatakan? Lagipula yang menyebarkan semua ini bukan aku, tapi Kim Hang Ah.”
Hang Ah tersenyum dan mengerti sandiwara yang dilakukan Jae Ha. Jae Ha menatapnya, “Hei, yang kau sulai Jang Dong Gun kan?” Hang Ah mendongakkan kepalanya, “ Bukan, Brad Pitt.”
Jae Ha kembali berbicara dengan ponselnya, ia berbicara dengan cepat kalau itu Brad Pitt atau siapapun, ia tidak akan meminta maaf dan menanggung kesalahan yang bukan miliknya, “Tapi….karena meremehkan perbedaan-perbedaan kita, aku minta maaf.”
Ia menurunkan ponselnya dan memandang mata Kang Seok untuk menyelesaikan permintaan maafnya, “Aku tadi tidak berpikir panjang.” Kang Seok akhirnya melepaskan cengkeramannya. Satu persatu senjata itu diturunkan dan semua orang mulai bernapas lega.
Ditempat lain, Jae Kang mendapat pemberitahuan dari PBB kalau mereka memeriksa kembali keikutsertaan Korea dalam WOC, karena perbuatan Jae Ha kemarin. Jae Kang merasa kecewa, ini akan menjadi puncak prestasinya dalam diplomasi.
Ibu datang sambil membawa foto gadis yang kemungkinan cocok dengan Jae Ha, tidak menyadari kalau suasananya baru tegang. Jae Kang secara tidak sadar menumpahkan rasa marahnya pada ibu. Ia bertanya kenapa ibu tidak pernah mengirim Jae Ha untuk dididik Akademi Kerajaan supaya ia bisa memperbaiki sifat jeleknya.
Ia berteriak kalau seharusnya ibu mengatur Jae Ha. Jae Kang tersadar kemudian minta maaf, tapi ia meninggalkan ibu yang terpaku.  Sekretaris Eun melaporkan ujian terakhir tim WOC. (bengawanseoul.com)Jae Kang berdiri dengan lesu. Ia menatap potret yang ada dibelakangnya, “Ayah, apa yang harus kulakukan?”
Di pangkalan militer, tim WOC bersiap untuk ujian mereka yang berikutnya. Mereka harus berlari 60 km dalam waktu 8 jam.
Keadaan masih menegang ketika mereka berlatih bersama, kedua pihak terus berdebat siapa yang berlari lebih cepat dan tidak lama kemudian mereka menyalahkan insiden SNSD kemarin.
Tapi akhirnya Hang Ah tahu tentang hadiah yang ditukar itu, ternyata laptop pink adalah hadiah Jae Ha. Ia pun mencari Jae Ha dan menemukannya di kolam dan menendangnya sambil terus mencerca perbuatannya. Jae Ha mengingatkannya kalau ia sudah minta maaf, tapi Hang Ah  berkata kalau ia belum merenungkan kesalahannya. Hang Ah mengunci Jae Ha di kolam renang malam itu.
Tiba-tiba, alarm berbunyi dan para prajurit berlari dari markas kedalam truk. Shi Kyung mendapat telpon penting kalau ada insiden Korut dan Korsel lagi dan mereka harus mengeluarkan Pangeran dari sana.
Ia berjalan di lorong, tapi ia dan Dong Ha ditodong dengan pistol. Jae Ha masih terkunci, tapi ia melihat prajurit yang mendekatinya dengan senjata yang terkokang. Ia pun menyelam dan menahan napasnya.
Tapi mereka menembaki pintu dan menerobos masuk. Mereka langsung menemukan Jae Ha. Jae Ha keluar dengan tangan terangkat.
Hang Ah dipanggil oleh jendralnya yang memperingatkannya kalau ada serangan. Hang Ah gemetar dan bertanya siapa yang menembak duluan. Tapi pertanyaannya tidak dijawab, ia malah diberi senjata dan diberitahu untuk bertempur melawan teman Korselnya, “Ini adalah perang.”
Jae Ha dibawa ke sebuah ruangan dimana teman-temannya menunggu. Ia bertanya apa yang terjadi dan Shi Kyung menyalakan TV, dimana mereka melihat rekaman CCTV dari pemboman fasilitas dan laporan kalau Korea Selatan telah memicu perang dan menyerang pihak Korut.
Hang Ah dan timnya masuk ke dalam ruangan dan memerintahkan para penjaga pergi. Kedua tim berdiri di kedua sisi ruangan, saling berhadapan.
Jendral dari Korea Utara pergi ke ruang keamanan. Ia duduk didepan monitor bersama dengan Jendral dari Korsel. Ternyata ini adalah sebuah ujian lagi.
Hang Ah yang pertama kali maju dan menawarkan untuk membantu mereka keluar. Tapi Jae Ha tertawa, bertanya apakah ia berharap mereka percaya pihak Korut membantu mereka melarikan diri dari Korea Utara, di tengah peperangan?
Ia menantang mereka untuk membuang senjatanya jika ia benar-benar serius. Tangan Hang Ah bergerak ke tempat menyimpan pistol. (bengawanseoul.com)Ia ragu-ragu, berkata kalau mereka harus bersenjata untuk memastikan seluruh tim aman. Apa mereka tidak mempercayai timnya?
Bahkan Shi Kyung berkata tidak, bagaimana mereka bisa mempercayai mereka dalam keadaan perang seperti ini. Ia menawarkan hal yang sama, jika mereka diberi senjata, ia akan mempercayai mereka. Hang Ah bergerak untuk mengeluarkan senjatanya dan mengarahkannya ke kepala Shi Kyung.
Kang Seok dan Young Bae mengikutinya. Pistol sudah diangkat. Para Jendral melihat dengan penasaran, berpikir kalau itu sudah terlalu jauh.
Pasukan Pengawal Khusus masuk ke dalam ruang monitor. Raja datang dan bergabung dengan para Jendral. Ia memandang layar monitor dengan penuh perhatian.
Hang Ah menodongkan pistolnya dan menyuruh mereka pergi. Flashback, Hang Ah bertanya dengan ragu-ragu apakah ia diperintahkan membunuh tim Korsel, tapi ternyata ia diperintahkan untuk membawa mereka keluar. Hang Ah mendesah lega. Jendral itu memberinya waktu 20 menit.
Ia menyuruh Young Bae untuk mengantar Dong Ha keluar, tapi Jae Ha menolak untuk mengalah. Ia  mengira kalau ia tidak punya nilai untuk tawar menawar jika ia mati, jadi hidupnya tidak dalam bahaya. Ia duduk di kursi dan meletakkan kakinya di atas meja.
Hang Ah melihat jamnya dengan gelisah dan ia mulai panik. Ia mendekati Jae Ha dan memberitahunya kalau ia diperintahkan untuk mengantarkannya. Tapi tidak ada beda baginya apakah ia mengantarnya dalam keadaan hidup atau mati. Ia mengarahkan pistolnya ke dahi Jae Ha.
Jae Ha ketakutan, tapi kemudian bertanya dengan santai, “Hei, apa makan malam kita hari ini?” Ia berpura-pura sakit perut, berkeras kalau ia harus pergi ke kamar mandi.
Hang Ah mulai protes, tapi Jae Ha hanya membentaknya, “Apa tawanan tidak diperbolehkan untuk pup?” Ia mengabaikan Hang Ah dan berjalan keluar ruangan dan Shi Kyung mengikutinya.
Mereka mengunci pintu kamar mandi. Tangan Jae Ha mulai gemetar. Dengan ketakutan, ia bertanya, “Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Hang Ah dan Kang Seok menunggu diluar dengan senjata yang siap. Tiba-tiba ada suara keras, Kang Seok menghambur masuk. Ternyata Shi Kyung bersiap dan melawannya, berusaha menjatuhkan pistolnya.
Jae Ha berusaha melakukan hal yang sama pada Hang Ah, tapi ia malah mendarat di engsel pintu dan  berdarah. Hang Ah mengarahkan senjatanya ke arah Jae Ha. Mereka terjebak di kamar mandi.
Jae Ha berdiri dan bertanya berapa harga kepalanya. Hang Ah memohon Jae Ha supaya mempercayainya, ia tidak akan membawanya ke Pyongyang. Ia akan membantunya melarikan diri. Tapi Jae Ha berkata kalau negaranya akan menggunakannya untuk mendapatkan apa yang mereka mau.
Jae Ha: “Aku tidak mau. Aku tidak bisa hidup seperti itu. Kau ingin Pangeran Korea Selatan menyerah bahkan tanpa menembak di tengah peperangan dan dibawa sebagai tawanan? Setelah jadi bahan tertawaan publik, kau ingin aku menukarkan hidupku untuk negaraku? Tak peduli betapa sembrononya aku, bagaimana aku bisa melakukannya? Bagaimana aku bisa melihat mata kakakku? Dan rakyatku? Aku tidak bisa pergi. Aku tidak akan melangkah keluar dari pintu ini. Bunuh aku atau tidak.”
Kata-katanya membuat Hang Ah tergerak dan akhirnya ia menurunkan senjata dan memberikannya pada Jae Ha, “Maukah kau mempercayaiku?” (bengawanseoul.com)Jae Ha ternganga, “Apa kau serius?” Hang Ah memberitahunya kalau mereka harus berhati-hati supaya tidak terdeteksi. Mereka berempat pun turun ke lorong.
Tapi mereka bertengkar lagi. Jae Ha mempermasalahkan kenapa Hang Ah tidak mengatakannya begitu saja dan Hang Ah beralasan kalau ia sedang mempertimbangkannya untuk meledakkan gendang telinganya. Mereka mengabaikan Kang Seok dan Shi Kyung yang berjalan di belakang mereka.
Hang Ah mengejek kalau tidak ada seorangpun yang akan membeli tubuhnya yang tidak berguna itu. Jae Ha berhenti, “Itu karena aku memakai baju ini, jika tidak otot-ototku akan terlihat, pakaian ini akan sobek. Hang Ah hanya mengintip ke bawah, “Kelihatannya perutmu yang akan meledak.”
Mereka terus berjalan ke sebuah aula dan Jae Ha mendesah kalau Hang Ah akan mengubah nada suaranya jika ia melihatnya sendiri. Hang Ah membantah, “Tentu, jika kau juga membawa Jang Dong Gun.” Jae Ha, “Ia sudah menikah! Dan punya anak.”
Kamera CCTV tidak ada dikamar mandi, maka berdasarkan laporan terakhir, mereka masih menodongkan senjata. Raja mendesah dan meminta ujian ini dihentikan. Tapi tim itu tidak tahu hal ini dan mereka berjalan ke pintu.
Mereka bertemu dengan sinar dan banyak prajurit, senjata di arahkan pada mereka. Jae Ha menatap Hang Ah, ia merasa dikhianati, “Sampai saat terakhir…..”
Hang Ah mulai membantah kalau itu tidak benar, tapi Jae Ha hanya menarik pelatuk tepat dihatinya. Hang Ah terjatuh dalam pelukan Kang Seok. Ia tidak tertembak karena pelurunya kosong. Airmata menetes dipipi Hang Ah.
Jae Ha berputar dan mengangkat pistol ke kepalanya sendiri, Shi Kyung berteriak, “Kau tidak bisa, Yang Mulia!” dan melompat ke depannya.
Akhirnya alarm berbunyi dan dua Jendral datang. (bengawanseoul.com)Pasukan Korut menepi dan Raja masuk. Jae Ha kaget dan gemetar.  Jae Kang bertanya, “Apa kau menembaknya? Kau benar-benar menembaknya.”
Hang Ah gemetar, ia memegang jantungnya lagi, dimana peluru itu kemungkinan akan bersarang dan menangis.
Prajurit berbaris dengan memakai seragam saat Raja berpidato pada mereka. Ia berkata kalau ini ujian akhir mereka dan bukan hal yang sulit. Tapi ada tembakan pistol dan dari tangan adiknya sendiri. Ia mengaku kalau ini kesalahannya telah memaksa adiknya ikut dan menyalahkan dirinya.
Jae Kang minta maaf kemudian membungkuk dalam-dalam. Merendahkan dirinya. Semua orang langsung membungkuk, sedangkan Jae Ha berdiri membeku, menahan airmatanya.
Hang Ah duduk dan terdiam, menekankan tangannya ke dadanya.
Jae Kang duduk dengan dingin, sedangkan Jae Ha bertanya kenapa ia mengambil kesalahannya. Jae Kang berkata kalau ia tidak bisa berkata buruk tentang adiknya.
Jae Kang beralasan kalau ini perang, jadi apa yang telah ia lakukan. Dengan tenang, Jae Kang membenarkan, ia adalah pahlawan besar, kemudian meniru tembakan itu. Jae Ha heran kenapa semua orang bingung dengan masalah ini. Tapi dari sudut pandang kakaknya, ia sudah kehilangan kepalanya, tidak berpikir, “seperti binatang.”
Jendral  dari kedua belah pihak ditelpon. Raja memberitahu mereka tanpa emosi kalau semuanya sudah selesai. Tim mereka akan dibubarkan. Jae Ha bertanya, apakah semuanya berakhir hanya karena dirinya, “Mereka semua musuh! Selama 60 tahun, mereka adalah musuh, mereka komunis, jangan mempercayai mereka. Siapa yang dulu mengajariku tentang ini?!”
Akhirnya Jae Kang tidak bisa menahan kemarahannya lagi, “Seharusnya kau bisa bertindak lebih baik.” Ia adalah keluarga kerajaan, itu artinya ia harus memberi contoh. Ia tahu kalau Jae Ha masih harus  belajar banyak, tapi ia berpikir kalau suatu hari ia akan berbuat lebih.
Jae Ha membela diri kalau ia juga melakukannya dengan mengorbankan dirinya. Tapi kemarahan Jae Kang malah bertambah, “Kau mengarahkan pistol kekepalamu kan? Kenapa saat itu kau tidak menembak kepalamu juga?”
Mata Jae Ha memerah karena tergenang airmata. Ia tertawa kecil untuk menutupi perasaannya yang terluka, “Keluarga Kerajaan? Sebuah contoh? (bengawanseoul.com)Baik, aku akan menunjukkan padamu.” Ia berkata kalau ujian yang sebenarnya adalah lari 60 km, jadi ia akan berlari sendiri dan akan kembali dalam  8 jam untuk merubah keputusannya tadi.
Ia bahkan tidak membiarkan kakaknya berbicara dan mengumumkan kalau ia akan mulai sekarang, “Seseorang perlu bertangungjawab kan? Aku akan melakukannya.” Ia pun langsung pergi.
Tim Korut mendengarnya tentang pernyataan gilanya. Bahkan Kang Seok khawatir tentang Jae Ha. Tapi Hang Ah berkata dengan dingin kalau Jae Ha perlu merasakan luka terkena peluru supaya ia sadar.
Jae Ha berlari dengan kekuatan penuh, diikuti oleh beberapa orang untuk mengukur waktu dan jarak. Tiba-tiba Hang Ah naik motor dan berhenti dijalur Jae Ha. Jae Ha langsung tersenyum ketika melihatnya, tapi ia kemudian menahannya dan memberitahunya dengan kesal untuk pergi dari jalur larinya.
Hang Ah menunjuk desa di sekitar daerah tersebut dan menakut-nakutinya kalau penduduk di sana suka memukul dan menculik orang yang lewat tanpa alasan atau sebab.
Jae Ha ketakutan dan meminta Hang Ah untuk menunjukkan jalan. Jae Ha tersenyum ketika Hang Ah memunggungginya.
Mereka berlari untuk beberapa lama, kemudian Hang Ah bertanya apa Jae Ha berpikir ini akan mengubah keputusan dan berkata kalau 60 km itu bukan lelucon. Jae Ha berpikir, didalam hidupnya ia hanya pernah berlari paling jauh 2 km.
Hang Ah memandangnya dengan khawatir. Jae Ha berkata kalau ini tidak apa-apa, ia adalah Pangeran, jadi berapa jauh mereka akan membiarkannya berlari? Ia yakin kalau mereka akan datang kesini dan menghentikannya. Ia perlu membuat contoh, jadi ia akan berlari dan kemudian kakaknya akan melihat kalau ia serius dan datang untuk menghentikannya.
Sebuah mobil datang,. Jae Ha, “Lihat, mereka datang! Aku pasti genius. Cepat, berpura-puralah kecepekan.”
Seorang petugas keluar dari mobil dan memberitahu mereka tentang tempat tujuan 60 km dan batas waktu mereka. Ia memberikan alat pelacak dan menyuruh pria dibelakang mereka pergi. Sekarang mereka harus berlari sendiri. Jae Ha terlihat kaget, “Aku harus benar-benar melakukannya?”
Mereka berlari lagi dan Jae Ha bertanya apa mereka sudah sampai. Sebuah kendaraan darurat muncul dibelakang mereka dan Jae Ha bergegas berusaha menghentikannya untuk mencari tumpangan, tapi ia kecewa karena melihat sisa timnya disana.
Mereka datang untuk berlari bersama mereka dan Shi Kyung minta maaf karena tidak datang lebih cepat. Hang Ah menyambut mereka, senang karena bisa terhindar dari rengekan Jae Ha. Ia sangat senang bertemu dengan Shi Kyung dan menunjukkannya yang membuat Jae Ha cemberut.
Shi Kyung bertanya apakah Hang Ah baik-baik saja setelah tertembak. Jae Ha berteriak padanya karena mengangkat masalah itu lagi dengan sengaja. Menuduhnya  beristirahat kemudian mengumumkan kalau ia akan ikut lari bersamanya di depan Raja agar memperoleh nilai, “Apa kau memberitahunya kalau kau menggendongku juga?”
Shi Kyung tak punya selera humor, ia menundukkan kepalanya meminta maaf atas semua tuduhan konyol Jae Ha. Ia tidak sadar kalau Jae Ha mencoba membuatnya merasa bersalah, “Aku minta maaf. Aku tidak tahu perasaan terdalam Yang Mulia. Aku tidak ingin menjadi beban. Aku akan meninggalkan Yang Mulia supaya bisa melakukannya sendiri.”
Hang Ah tidak bisa menahan tawanya, sedangkan Jae Ha menggertakkan giginya, “Sendiri?” Shi Kyung: “Tapi jangan lupa, kalau kami selalu di belakang Yang Mulia.” Jae Ha memegang kepalanya sambil bergumam, “Stress…”
Sedangkan Jae Kang duduk di kantornya dengan tenang. Ia menolak untuk tidur. Setiap beberapa menit, ia memandang jamnya dengan tegang.
Jae Ha dan Hang Ah berlari kilometer demi kilometer dan sisa tim mereka mengikuti dibelakang dengan truk mereka. Jae Ha mulai berjuang karena kakinya yang terluka dan Hang Ah berhenti.
Ia membuka kotak jarumnya (yang dikira Jae Ha jarum beracun). Jae Ha mulai ketakutan. Hang Ah tidak ingin diganggu rengekannya, jadi ia memukulnya jatuh ketanah supaya ia bisa melihat lukanya yang sekarang berdarah menembus celananya
Hang Ah merobek celananya dan mengeluarkan jarumnya. Jae Ha memberontak, bertanya apa yang akan dilakukannya dan Hang Ah hanya mengabaikannya dan menggunakan jarum itu untuk akupuntur.
Jae Ha terus mengeluh kesakitan dan tiba-tiba ia tersadar kalau Hang Ah sudah menghilangkan rasa sakitnya. Ia memandang Hang Ah dengan diam-diam dan pandangan mereka bertemu. Setelah beberapa saat, Hang Ah bertanya, kenapa Jae Ha memandangnya?
Jae Ha: “Seorang komunis.” Hang Ah tersenyum dan Jae Ha tertawa kecil. Salju mulai turun dan mereka mulai berjalan lagi. Setelah beberapa waktu kakinya yang pincang semakin memburuk. Hang Ah bertanya apa mereka harus meminta tolong, tapi Jae Ha berkata kalau ia akan berhenti itu berarti ia menyerah.
Semuanya menjadi semakin parah dan hingga larut malam. Anggota tim yang ada didalam truk mulai bertanya-tanya apakah ia akan berhasil. Mereka mulai mengklakson mereka supaya mereka berhenti, tapi Jae Ha mengabaikannya. Semua kata-kata Hang Ah tentang ketakutannya, pria macam apa dirinya, terngiang ditelinganya bersama dengan rasa sakit dan kecewaan kakaknya.
Ia mengatupkan giginya sambil menahan rasa sakit dan airmatanya. Akhirnya ia berbalik dan berteriak supaya mereka berhenti mengklakson. Jae Ha terus berlari.
Paginya, Jae Ha hampir tidak bisa berdiri saat ia berjuang untuk menaiki bukit dengan menggunakan tongkat berjalan. (bengawanseoul.com)Dengan keras kepala ia terus  berjalan meskipun ia berdarah. Hang Ah ingin membantunya bahkan menggendongnya, tapi Jae Ha menolak.  Hang Ah berhenti untuk mengambil air di sungai terdekat.
Tapi saat Hang Ah pergi, Jae Ha tersandung dan terguling sampai ke tepi sungai dan menabrak bebatuan. Hang Ah berlari dan mencoba menolongnya, tapi ia melihat kalau ketetapan hatinya sudah hilang.
Jae Ha berteriak, “Aku tidak bisa! Aku tidak bisa! Aku tidak bisa! Aku tidak bisa!” Ia berteriak seperti anak kecil yang mengeluarkan kemarahannya.
Hang Ah hanya berdiri dengan diam. Beberapa saat kemudian, mereka duduk berdampingan di tepi sungai tanpa mengatakan apapun dan Hang Ah mengeluarkan saputangannya dan meletakannya diantara mereka.
Jae Ha memandang Hang Ah. Hang Ah tersenyum padanya. Jae Ha bertanya jam berapa ini dan mendesah ketika tersadar kalau mereka tidak akan berhasil karena sisa waktunya tinggal 20 menit. Ia kemudian bertanya apa dulu Hang Ah takut, ketika ia menembaknya.
Ia berkata kalau ia merasakan tembakan itu juga, tepat didadanya. Hang Ah menatapnya dengan penasaran, kemudian tersenyum.
Ia mendesah dengan gembira dan menjatuhkan diri ke tanah, “Hari ini adalah hari yang menyenangkan.” Ia kemudian menepuk tanah disampingnya, berkata kalau sebaiknya Jae Ha juga berbaring, “Perintah, ujian, pada akhirnya kemana semua hal itu berakhir? Kau harus mengalami hal seperti ini, supaya bisa benar-benar hidup.”
Jae Ha akhirnya berbaring disamping Hang Ah dan mereka memandang langit dan melirik satu sama lain.
Di pangkalan militer, Jendral bertanya apa yang sedang dilakukan Jae Ha dan Hang Ah lakukan disana. Ini sudah 5 menit dan sinyal pelacak masih belum bergerak. Akhirnya ia mendapat laporan dari tim yang lain kalau mereka sedang tidur bersama.
Mereka berbaring disana selama beberapa saat dan Jae Ha pun bangkit. Hang Ah memberitahunya kalau waktu ujian sudah habis, tapi Jae Ha berkata kalau ia adalah anggota keluarga kerajaan dan ia harus meneruskan ujiannya sampai akhir.
Jae Kang belum bergerak satu sentipun sepanjang malam dan akhirnya ia mendapat laporan kalau Jae Ha sudah terlihat. Ia mendesah kemudian meneteskan airmatanya.
Jae Ha dan Hang Ah berjalan pincang di jalanan, sekarang dengan seluruh tim yang berjalan dibelakang mereka. Jae Ha tersandung dan terjatuh. Shi Kyung berlari untuk membantunya berdiri, tapi Jae Ha menolak bantuannya, bertanya apakah ia menertawakannya karena gagal ujian.
Tapi Shi Kyung berkata kalau ujian belum selesai. Jae Ha bingung dan memandang Hang Ah. Hang Ah mengaku , ketika ia berkata kalau waktunya tinggal 20 menit, sebenarnya waktunya masih 40 menit. Tapi ia berpikir kalau lebih baik ia menyerah dan beristirahat.
Jae Ha berpura-pura marah dan memanggil Hang Ah komunis lagi. Tapi dalam hati Jae Ha benar-benar tersentuh. Hang Ah mengulurkan tangannya dan kali ini Jae Ha memegangnya dan membiarkan Hang Ah membantunya berdiri.
Mereka berjalan bersama sampai ke garis finis dan para prajurit yang menunggu mereka bertepuk tangan.
Jae Ha melingkarkan tangannya di pundak Hang Ah dan mereka tersenyum.

SINOPSI K-DRAMA ‘ KING 2 HEART ‘ EPS 3

 

— King 2 Hearts Episode 3 —

Hang Ah menangis karena kata-kata Jae Ha yang menyakitkan hatinya. Ia segera pergi keluar kamar. Jae Ha terlihat kaget dan menyesal. Ia hanya bisa berdiri dan bergumam kenapa Hang Ah harus pergi dan menangis.
Di tempat lain, Bong Gu sedang mendengarkan salah seorang pegawainya yang melaporkan tentang senjata-senjata yang sedang di jual dibeberapa negara yang sedang berperang. Ia berhenti dan menangis ketika mendengarkan musik latar dari layar TV. Ia berkata kalau ayahnya menyukai lagu ini. Ia menangis seperti anak kecil, kemudian berhenti dan menyuruh pegawainya meneruskan laporannya dan membahas tentang rencana penyatuan Korsel dan Korut. Beberapa saat kemudian ia menghentikannya dan berkata, “Hitler juga menyukai lagu ini.”
Jae Ha berusaha berbuat baik pada Hang Ah di ruang olahraga dan berkata kalau ia tahu kakinya terkilir. Jadi ketika ia menangis, itu karena kakinya yang sakit kan? Ternyata ia mencoba untuk lari dari perasaan bersalahnya.
Ia kemudian mendekatinya dan ingin merawat kakinya dengan ramah, tapi Hang Ah bersikap dingin padanya dan berjalan pergi. Ia mencoba lagi ketika mereka berada dikamar dengan menawarkan produk kecantikannya, kemudian menawarkan untuk memasang alat penjaga kelembaban udara. Tapi Hang Ah meninggalkannya ketika ia sibuk menerangkan.
Di ruang training, mereka sedang membahas strategi perang. Jae Ha terus menatapa Hang Ah yang terlihat lesu. Hang Ah menghentikan mereka dan mengaku kalau ia tidak pantas menjadi ketua tim karena ia bergabung dalam tim WOC ini untuk alasan yang salah. Ia harus berhenti. Ia menjelaskan kalau ia bergabung karena jendral menjanjikannya seorang suami.
Ini bukan yang diharapkan Jae Ha, tapi ia segera mempergunakan kesempatan ini dan membantu Hang Ah menceritakan masalahnya. Ia juga mengusulkan agar mereka semua mendukung keputusannya dan membantunya berkemas supaya ia bisa segera bisa mencari pendamping hidup.
Semua diam, kemudian Young Bae berkata jika itu masalahnya maka ia harus berhenti karena ia bergabung bukan karena mendukung penyatuan Korea, tapi ingin meningkatkan karirnya. Mereka semua setuju, karena ala an mereka juga sama.
Kang Seok memberitahu mereka kalau sebenarnya ia ikut WOC karena ia mendukung penyatuan Korea. Ia memegang tangan Hang Ah dan memintanya untuk tinggal dan memimpin mereka. Young Bae dengan manis memegang tangannya yang lain. Mereka bertiga bergandengan tangan. Hang Ah merasa tersentuh kemudian tersenyum.
Bahkan Dong Ha dan Shi Kyung juga menyuruhnya tinggal sedangkan Jae Ha hanya bisa memandang mereka dengan kecewa. Hang Ah telah menang darinya. Walaupun ia harus mengungkapkan sesuatu yang memalukan, tetapi ia malah mendapatkan rasa hormat dari yang lain sedangkan Jae Ha tidak mendapatkan apapun.
Di kamar mereka, Jae Ha berkata kalau ia tidak akan melakukan pelatihan spesial. Hang Ah setuju dan minta maaf karena ia terlihat terburu-buru. Ia memberitahunya kalau ia tidak perlu melakukan latihan ekstra lagi. Ia memandangnya kemudian bertanya wanita macam apa yang disukai para pria.
Dengan gembira ia memberitahu kalau semua pria di Utara, Selatan maupun diseluruh dunia sama. Pertama yang mereka perhatiakan adalah penampilan. Ia harus cantik.
Nomor dua adalah panggilan oppa. Ia memberi contoh, “Oppa kau sangat tampan! Oppa, kau yang terbaik!” Seorang pria akan sangat senang jika dipanggil oppa. Hang Ah mengangguk. Yang ketiga adalah pengertian. Ia harus menerima segalanya walaupun laki-laki itu tidak punya uang atau selingkuh. Ia harus selalu menunjukkan hati seorang ibu dan mencintai mereka.
Nomor empat adalah aegyo atau bersikap manis, cute. Ia mendemonstarsikan dengan mengepalkan tangannya di pipinya seperti puing-puing di high kick 3. Nomor lima, ia harus bersih dan polos disiang hari serta seksi dimalam hari.
Hang Ah akhirnya bertanya, “ Jadi…wanita seperti itu…apa mereka menyukaimu?” Jae Ha terdiam sejenak kemudian berkata kalau ia pasti tahu karena ia sudah  mempelajari filenya. Hang Ah bertanya lagi, “Tanpa statusmu, apa yang kau dapat?”
Ia memberitahunya kalau semua wanita di dunia sama, mereka menginginkan pria yang perhatian, dapat diandalkan dan pengertian. Jadi apa yang bisa ditawarkannya pada seorang wanita. Ia mengejeknya dengan bertanya apa wanita-wanita mengejarnya sambil berteriak, “Pangeran, pangeran.” Tapi kemudian dibelakangnya mereka menertawakannya dan menyebutnya si brengsek yang sombong.
Jae Ha terdiam dan merasa tersinggung. Hang Ah: “ Sebenarnya, kau takut kan…..Kalau kau tidak akan mendapatkan orang yang mencintaimu?” (bengawanseoul.com)Jae Ha semakin gelisah ketika Hang Ah menyebutkan ketakutannya satu persatu. Dan yang terakhir Hang Ha berkata kalau ia merasa kasihan padanya.
Ia bertanya dengan nada mencemooh, “Apa kau marah?” Jika ia marah, mereka bisa berduel. Ia menambahkan apakah ia takut, “Kau selalu berpikir cara untuk melarikan diri. Bahkan sekarang kau juga ingin melarikan diri. Kau juga merasa kalau kau sangat tidak berguna, kan? Jika kau ingin menyalahkan sesuatu, maka salahkan sifat pengecutmu!”
Hang Ah memberitahunya kalau ia tidak punya semangat, kekuatan maupun harga diri. Jae Ha tidak tahan lagi dan menyuruhnya berdiri. Ia menantangnya. Hang Ah pun tersenyum.
Mereka akan bertanding berlari dengan treadmill. Siapa yang terjatuh dahulu akan kalah dan yang menang mendapatkan apa yang diinginkannya. Jae Ha berkata, jika ia menang, Hang Ah harus keluar dari WOC.
Yang lain sedang menunggu mereka di kelas, bertanya-tanya kenapa mereka belum datang. Shi Kyung mendapat sms dari Hang Ah kalau mereka tidak bisa ikut pelajaran karena sedang berlomba. Tiba-tiba terdengar suara letusan. Merekapun berlari dan melihat seorang prajurit terluka kakinya karena ada treadmill yang meledak.
Shi Kyung langsung berlari ke ruang olahraga dimana Hang Ah dan Jae Ha berlomba. Suara alarm berbunyi dan semua orang diperintahkan keluar. Tapi Hang Ah dan Jae Ha mengabaikannya karena tidak mau jadi pertama yang kalah. Shi Kyung menerobos masuk dan menyuruh mereka untuk terus berlari karena di treadmill mereka sudah dipasangi bom dan akan meledak ketika mereka berhenti.
Jae Ha kaget dan hampir terjatuh, tapi Shi Kyung segera berlari dan membantunya. Mereka berdua terlihat ketakutan. Regu penjinak bom datang dan mereka memeriksa treadmill itu. Hang Ah dan Jae Ha terus berlari demi hidup mereka.
Regu penjinak bom menemukan ada sensor tekanan di dalam, sehingga mereka tidak bisa mengganti pelari bahkan memakaikan  jaket anti peluru karena akan mengubah berat. Mereka harus terus berlari sampai regu penjinak bom selesai melakukan tugasnya dan itu bisa berjam-jam.
Mereka mulai kelelahan dan memberitahu satu sama lain kalau mereka tidak benar-benar bermaksud buruk dengan kata-kata mereka tadi. Mereka juga memberi dukungan satu sama lain seperti, “Kau punya harga diri!” atau “Kau seksi!”
Pergelangan kaki Hang Ah mulai terasa sakit, jadi Jae Ha mulai memikirkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian mereka. Ia memintanya menyanyi. Hang Ah menyanyi dan semua orang yang ada diruangan itu ikut bernyanyi supaya para pelari bisa mengalihkan perhatian.
Malam pun tiba dan mereka masih berlari. (bengawanseoul.com)Jae Ha mulai berkata kalau ia bisa melihat ayahnya yang sudah meninggal dan Hang Ah menyuruhnya fokus pada pernapasannya dan mengunci pandangannya pada satu titik yang jauh.
Mereka mulai berlari dengan perlahan. Dengan voiceover, Hang Ah memberitahu Jae Ha kalau ia harus membayangkan sedang berlari sendirian, untuk mengunci hatinya, untuk meringankan kakinya dan berlari sesuai irama.
Mereka saling memandang dengan manis. Akhirnya setelah berjam-jam, mereka bisa menjinakkan bomnya. Petugas memberi isyarat pada Hang Ah kalau treadmillnya sudah aman. Kaki Hang Ah sudah tidak kuat lagi dan ia pun terjatuh.
Jae Ha terbangun di rumah sakit. Ia lega karena ia masih hidup. Ia memandang ke sekeliling kamar dan melihat Hang Ah tidur disampingnya, pergelangan kakinya dibalut dengan perban.
Dengan pincang ia pergi ke tempat tidur Hang Ah dan mengangkat tangannya perlahan. Ia menyingkirkan rambut yang ada di wajah Hang Ah dan membuatnya terbangun. Hang Ah langsung memukul tangannya dan bertanya apa yang ia lakukan.
Dengan tergagap Jae Ha berkata kalau ia hanya merapikan rambutnya, kemudian bertanya dengan lembut apakah ia baik-baik saja. Jae Ha menganggap kalau sekarang mereka lebih dekat dan berteman setelah kejadian itu sedngkan Hang Ah heran kenapa ia bersikap baik padanya. Hang Ah bertanya, “Kapan kau memasang benda itu?” Jae Ha membantah, bukankah mereka berlari bersama. Hang Ah hanya menjawab kalau itu dilakukannya supaya yang lain tidak curiga.
Mereka melakukan tanya jawab dengan Jendral Korsel dan Korut berkumpul untuk membahas kejadian itu. Mereka saling menyalahkan satu sama lain atas peristiwa itu. Hang Ah yang menyarankan taruhan, Jae Ha yang pergi ke ruang olahraga, Hang Ah yang berkata kalau mereka harus berlatih disana, Jae Ha yang merengek kalau diluar terlalu dingin dan seterusnya.
Mereka mengabaikan para Jendral dan terus bertengkar. Jae Ha menuduh pihak Korut yang memasang bom sedangkan Hang Ah membantah, mereka tidak pernah melakukannya dalam skala kecil. Mereka selalu memasang bom yang hebat, kemudian duarr. Jae Ha: “Lihat. Lihat cara bicaranya. Ia adalah bom!”
Jae Kang mendengar tentang peristiwa itu dan lega ketika Jae Ha baik-baik saja. Bong Gu mengirim surat dan ingin bertemu dengannya, tapi Sekretaris Eun melarangnya. (bengawanseoul.com) Jae Kang berkata kapanpun mereka datang, ia harus menemuinya.
Bong Gu menyapa Raja dengan penuh semangat. Ia ingin memperlihatkan trik sulapnya sedangkan Jae kang hanya memandangnya dengan wajah dingin. Bong Gu memainkan kartunya saat ia bertanya tentang serangan di WOC. Jae Kang yakin kalau Bong Gu ada dibalik semua ini, tapi Bong Gu hanya tertawa, ia hanya menjual bom dan tidak mempergunakannya.
Bong Gu kemudian menambahkan pertanyaan yang tidak jelas, kenapa ia melakukannya? Apa itu untuk peringatan? Tidak, paling tidak ada 30 orang yang akan mati. Bosan? Ingin menghabiskan produk yang berlebih? Jae Kang bertanya apa itu sebabnya ayahnya meninggal, bosan atau menghabiskan barang yang berlebih?
Bong Gu mengakhiri trik sulapnya dan menunjukkan satu kartu di meja. Ia membaliknya dan itu adalah sebuah kartu tarot untuk pembenaran, “Sekarang, semakin kuat suatu Negara, maka akan semakin besar ia memperoleh pembenaran. Jika mereka mendapatkan satu, mereka akan meneruskan. Tidak ada yang bisa menghentikannya.”
Jae Kang mendapat telpon dari Sekretaris Eun yang memperingatkannya kalau Amerika dan China sudah membuat isu politik tentang kejadian bom itu. Mereka memerintahkan untuk menginspeksi semua fasilitas pelatihan militer. Jae Kang memandang Bong Gu yang terlihat senang.
Petugas PBB dari China dan Amerika langsung datang ke pusat militer Korut. Mereka datang untuk menginspeksi pihak Korut.
Mereka membolak balik pangkalan militer itu. (bengawanseoul.com)Pada dasarnya mereka memperlakukan semua orang seperti penjahat. Jae Ha hanya duduk. Ia menahan diri karena ia sudah diberitahu kalau pihak Korsel sudah mengijinkn pemeriksaan itu.
Pada saat mereka memeriksa kamar, mereka menemukan koper Hang Ah yang terkunci. Dimana ia menyimpan pakaian dalamnya disana. Mereka menyuruh Hang Ah untuk membukanya. Hang Ah ragu-ragu dan meminta mereka menggunakan sinar x untuk memastikan kalau didalamnya tidak ada barang-barang yang berbahaya. Tapi mereka menolak.
Hang Ah dan koper itu dibawa ke depan pihak penyidik. Ia dibawa ke ruangan dan duduk bersama Jae Ha. Ketika Hang Ah protes, pihak Amerika menuduhnya mata-mata karena ia menangis ketika sedang melakukan pelatihan khusus bersama Jae Ha. Itu terlihat pada kamera CCTV.
Alasannya, airmata adalah senjata wanita dan itu membuatnya dicurigai sebagai mata-mata.
Mereka memerintahkan Hang Ah untuk membuka koper itu. Hang Ah memandang Jae Ha yang membuang muka. Akhirnya Hang Ah mulai membuka angka kombinasi kopernya.
Tiba-tiba Jae Ha bertanya dengan santai, “Hei kapan kantin tutup? Apa hari ini makanannya ramen? Mari kita makan.” Ia mengambil koper itu, menarik pergelangan tangan Hang Ah dan menyeretnya keluar ruangan.
Para penyidik itu mengejar mereka, mengancam akan mengeluarkan mereka dari WOC. Tapi Jae Ha berbalik dan tidak terpengaruh oleh ancaman itu. Ia berkata kalau WOC adalah kompetisi internasional, apakah mereka memiliki dunia? Ia menebak kalau mereka tidak melewati prosedur PBB yang benar.
Jae Ha: “Jadi, bagimu apa artinya negara-negara yang lain? Pengiring pengantinmu, pembantumu?” Ia menambahkan kalau seharusnya mereka meminta dengan sopan jika mereka sedang melakukan penyelidikan, bukan dengan menginjak-injak mereka, “Tukang ikut campur yang brengsek!” Ia kemudian menyuruh penterjemah mereka menterjemahkan secara benar apa yang ia katakan.
Hang Ah menyeringai. Bahkan Shi Kyung terlihat bangga dan kagum.
Setelah mendengar makian itu dari penterjemah mereka, mereka pun mengubah taktik dan bertanya apa mereka boleh menginpeksi. Dengan rasa puas, Jae Ha menjawab, “Tidak. Aku tidak mau. Keluar!” Ia berbalik dan memegang tangan Hang Ah saat mereka berjalan pergi.
Jae kang sedang berpose untuk potret kerajaan saat ia diberitahu tentang kata-kata Jae Ha, “Tukang…..ikut campur?” Ia kemudian terus tertawa. (bengawanseoul.com)Ia menyuruh Sekretaris Eun untuk memastikan keselamatan mereka ketika mereka berlatih supaya mereka bisa memenangkan pertandingan WOC.
Bong Gu duduk sambil memainkan trik sulapnya. Ia marah karena Korsel dan Korut sedang tegang, tapi Raja tetap mendapatkan jalan. Metafora kerajaan yang dipilihnya adalah kadal, Tapi kau masih berpikir kalau kau adalah naga.”
Di pangkalan militer, kesombongan Jae Ha menggelembung, ia terus bercerita dalam simulasi pertempuran kalau ucapannya benar-benar sudah direncanakannya, bukan hanya letupan kemarahan.
Kang Seok membuat gerakan untuk melindunginya dari sesuatu yang membuatnya berhadapan dengan sangat dekat. Jae Ha: “Posisi apa ini?” Mereka diam dengan canggung sebelum memisahkan diri.
Masih terpaku dengan kehebatannya, ia bertanya pada Shi Kyung apa yang ia pikirkan tentang ucapannya pada penyelidik PBB. Shi Kyung hanya diam dan memberikan jempolnya. Jae Ha mengeluh kalau Shi Kyung terlalu dingin. Ketika orang lain tidak melihatnya, Shi Kyung tersenyum. Sedangkan Kang Seok terus menyuruhnya diam supaya posisi mereka tidak ketahuan.
Ia bertanya pada Dong Ha yang mendengar semuanya dari Young Bae yang mendengarnya dari Hang Ah. Jae menyeringai dengan lebar dan menyebut nama Hang Ah….tepat saatnya untuk Hang Ah menjawab dengan peluru simulasi ke jantungnya. Dor. Jae Ha tidak terlihat senang karena ia harus mati. Hang Ah membuatnya semakin marah ketika ia menjulurkan lidahnya.
Hang Ah meletakkan Jae Ha ke dalam kantong mayat dengan burung gagak berputar diatasnya. Saat ia akan menutup retsleting, Jae Ha , “Kau tidak bisa melakukan ini padaku. Jika bukan karena aku, celana dalammu akan terekspos ke seluruh dunia!”
Hang Ah menutup retsleting sampai menutup kepalanya. Saat Jae Ha berteriak agar Hang Ah mengeluarkannya, Hang Ah berdiri dan berkata dengan lirih, “Terimakasih.” Tapi Jae Ha tidak mendengarnya, “Apa? Kim Hang Ah! Apa kau memakiku? Aku mendengarmu!”
Kang Seok duduk didepan TV, terpesona pada sesuatu, yang ternyata video SNSD. Jae Ha berkeras supaya bisa melihat acara TV Korsel supaya ia bisa kerasan di asrama.
Ia terhipnotis melihat tarian mereka dan berjuang untuk tidak jatuh cinta, tapi ia tetap kalah. Ketika Jae Ha berjalan masuk, ia langsung mematikan TV dan mulai melakukan sit up di kursi yang aneh.
Ketika ia pergi, Jae Ha menyalakan TV dan terkekeh ketika ia tersadar apa yang terjadi. Kang Seok menceritakan masalahnya pada Hang Ah, “ Sejak hari itu, kaki-kaki gadis itu tidak mau meninggalkan otakku, walaupun sebentar.
Ia sudah melakukan berbagai cara untuk menghilangkannya, tapi tidak berhasil. Hang Ah, “Ahhhh, SNSD.” Mereka membicarakan hal itu dengan cara yang serius.
Ayah Hang Ah mendapat laporan terkini dari kemajuan latihannya dari seorang Jendral Korut yang juga menyebutkan kalau perhatian khususnya adalah mencari jodoh. Ia juga memberitahu ayah tentang perjanjian untuk mencari suami jika ia mau bergabung ke tim WOC.
Hal ini memberatkan ayah dan ia memutuskan memasukkan nama Hang Ah kedalam daftar calon istri Jae Ha. Jae Kang melihat semua profil calon istri Jae Ha dan Sekretaris Eun berkata kalau ini kandidat terbaik.
Jae Kang berkata kalau yang terpenting adalah hati Jae Ha, “Ini bukan era Joseon juga.”
Jae Kang menelpon Jae Ha yang menerima telponnya sambil makan donat seperti biasa.
Di hadapan kakaknya, ia berpura-pura kalau hampir terbunuh itu bukanlah masalah besar. Sebenarnya ia berbohong tentang IQ nya dan hanya bermain-main karena ia tidak ingin mengancam tahta kakaknya, “Semua orang tahu aku tampan, berbakat dan pandai. Aku memenuhi lebih banyak standar seorang Raja daripada dirimu.”
Akhirnya Jae Kang mengutarakan keinginannya dan bertanya kapan Jae Ha akan menikah. Jae Ha segera mengubah pembicaraan dan bertanya apakah ia mempunyai masalah tentang keturunan. Ia terus membicarakan kalau kakaknya seharusnya meneruskan garis keturunan, jika tidak, Jae Ha lah yang akan menjadi penggantinya dan itu hal tang tidak disukainya.
Jae Kang: “Bagaimana dengan Kim Hang Ah?” Jae Ha masih berpikir kalau mereka sedang membicarakan Jae Kang dan ternganga. Ia bertanya-tanya apa yang akan ia lakukan pada istrinya. Ia mendesah kalau ia mendengar poligami  itu mengerikan, tapi dua rumah tangga? Dan dengan wanita Korea Utara?
Jae Kang tertawa: “ Bukan untukku. Untukmu. Untuk menikah denganmu.”
Hang Ah juga mendengar hal yang sama dari ayahnya. Ia heran, dari semua orang yang ada didunia, hanya ini yang ayahnya dapatkan? (bengawanseoul.com)Ayah berkata kalau ia tidak pernah bilang kalau suaminya harus dari negara yang sama. Hang Ah, “Baik, bagaimana dengan Brad Pitt? Kalau begitu bawa Obama!”
Dengan muka datar, Jae Ha berkata kalau Hang Ah itu hebat, ia punya sifat yang baik, kulitnya bagus dan kasar, ia sangat kuat, ia punya sifat yang baik…..Jae Kang mengerti dan  bertanya, “Apa ia begitu buruk?”
Jae Ha, “Tidak! Tidak! Ia baik! Apakah kami akan tinggal di Selatan? Yah, kami bisa hidup dalam kapitalisme dan ia bisa membantu ibu dan kami bisa mengirim sisa nasi ke Utara! Yeah!”
Ia terus berbicara, akhirnya teringat tentang jarum beracun Hang Ah dan bagaimana ia akan membunuh mereka dalam tidur, “Maaf, Hyung, tapi tak peduli betapa besar aku mencintainya, aku tidak bisa melihat kau terbunuh.” Ia pun menutup telpon.
Hang Ah keluar setelah pertemuannya dengan ayah dan memikirkan ide gila itu. Ia kemudian memikirkan tentang Jae Ha. Ia teringat bagaimana ia memegang tangannya, penyelamatan pakaian dalam dan mimpi ciumannya….
Tapi ia kemudian teringat tentang ejekannya dan kata-kata Jae Ha kalau ia bukan seorang wanita. Ia menggelengkan kepala dan berpikir kalau ia gila. Tapi tiba-tiba ada bola salju yang mengenainya. Ternyata dari Shi Kyung yang bermain salju dengan anggota tim yang lain.
Shi Kyung memintanya untuk bergabung. Hang Ah kemudian teringat kata-kata ayahnya, jika ia tidak suka pada Jae Ha, apakah ada orang lain yang mungkin jadi suaminya? Ia menatap Shi Kyung dan teringat nyanyiannya yang mempesona. Ia memutuskan untuk bergabung dan melemparkan bola salju ke belakang kepala Shi Kyung.
Jae Ha sedang lewat dan melihat mereka bermain kemudian mengejek. Tapi ia berhenti ketika ia teringat kata-kata kakaknya kalau ayah Hang Ah juga sudah memberitahunya hal yang sama. Tiba-tiba ia penasaran bagaimana respon Hang Ah.
Ia memandang Hang Ah yang sedang bermain dengan Shi Kyung. Ia menggertakkan giginya ketika ia melihat Shi Kyung membersihkan salju dari kaki Hang Ah. Ia pun tak tahan dan mengumpulkan salju. Ketika Hang Ah memanggil Shi Kyung, Jae Ha datang dari belakang Hang Ah dan menumpahkan seember salju di kepalanya.
Hang Ah berbalik dengan banyak salju di kepala saat Jae Ha bertanya, “Apa ini rencanamu?” Hang Ah tidak mengerti maksud perkataannya, tapi Jae Ha berkata kalau pernikahan kerajaan itu terlihat bagus, “Tapi membuatku cemburu? Apakah itu tidak sedikit kekanak-kanakan?”
Hang Ah, “Cemburu?” Jae Ha terus mengomel, tapi Hang Ah hanya mengedipkan matanya, “Apa maksudmu, cemburu?” Jae Ha tersadar kalau ia sudah menunjukkan perasaannya.
Hang Ah, “Apakah kau cemburu?” Jae Ha hanya menatapnya dan berharap bisa menarik kata-katanya lagi. Hang Ah meletakkan tangannya ke bahu Jae Ha dengan penuh simpati, “Apa kau begitu menyukaiku?”
Jae Ha mencemooh kalau ia gila. Tapi itu terlambat karena Hang Ah kembali mendekati Shi Kyung. Jae Ha melihat mereka bermain dan marah karena cemburu.

‎121012 Mnet M! Countdown Official Update – Super Junior

SUKIRA UPDATE!!!!!! ITS SUNGMIN!!

 

 

Cr: Tagged

Via: FACEBOOK